Jangan Berlebihan Dalam Urusan Duniawi!
Bagikan ini :

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته  بسم الله والحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله سيدنا محمد ابن عبد الله وعلى اله واصحابه ومن تبع سنته وجماعته من يومنا هذا الى يوم النهضة، اما بعد.

Saudara ku sekalian yang di rahmati Allah Swt, Amin.

Mencari rizki untuk memenuhi kebutuhan hidup memang sangatlah penting, demi menunjang segala aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Namun masih banyak orang yang terlalu berlebihan dalam mencari rizki, sampai meninggalkan urusan yang lebih wajib.

Dalam kesempatan kali ini, Saya akan memberikan suatu penjelasan mengenai “tidak boleh berlebihan dalam urusan duniawi”.

Penjelasan ini diambil ketika Saya sedang melaksanakan kegiatan Balaghan(mengaji) Kitab Al Hikam, karangan Imam Ibnu Athoillah As Sakandary, oleh Pangersa Kyai Acep Sanusi.

تمكن حلاوة الهوى من القلب هو الداء العضال.

“Salah satu penyakit yang sulit disembuhkan, kecuali taufik dan hidayah Allah yang menjadi obatnya adalah hubbu dunya (orang yang gila terhadap urusan Dunia)”.

Seorang Suami yang menafkahi Istrinya memang lah pekerjaan yang baik, namun jika Suami tersebut sampai meninggalkan pekerjaan yang lebih wajib dari pekerjaan tersebut maka pekerjaannya menjadi tidak baik, dengan catatan tidak ada udzur. Contoh sampai meninggalkan Sholat lima waktu, dan contoh yang lainnya.

Juga ada tambahan tentang Orang yang terlalu berlebihan dalam masalah Duniawi, yaitu di Surat At Takatsur.

أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ . حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ . كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ . ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ . كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ . لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ . ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ . ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ

Artinya:

“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yaqin. kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)”.

Surat At Takatsur diturunkan dengan mengecam orang-orang yang saling berlomba untuk bermegah-megahan serta membangga-banggakan harta. Saling berkompetisi dalam gemerlap duniawi. Mereka lalai dengan nikmat akhirat yang abadi.

Bahkan Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an menjelaskan lebih rinci. “Sungguh kalian akan ditanya tentang nikmat-nikmat itu. Dari mana kalian peroleh? Ke mana kalian belanjakan? Apakah kalian peroleh melalui ketaatan dan kalian gunakan untuk ketaatan? Ataukah kalian peroleh melalui kemaksiatan lalu kalian gunakan untuk kemaksiatan pula? Apakah kalian peroleh secara halal dan kalian gunakan untuk yang halal? Atau kalian peroleh secara haram dan kalian gunakan untuk yang haram? Apakah kalian mensyukurinya? Apakah kalian tunaikan kewajibannya? Lalu, apakah kalian gunakan juga untuk kepentingan masyarakat atau kalian nikmati sendiri?”.

Oleh karena itu Setiap yang kita nikmati adalah nikmat dari Allah yang kelak akan ditanya dan dimintai pertanggung jawaban. Mulai dari kesehatan, waktu, harta hingga anak-anak. Jangan sampai nikmat-nikmat itu justru melalaikan dari akhirat. Melalaikan dari beribadah kepada Allah. Karena jika sampai demikian, nerakalah tempatnya. Semoga kita terhindar dari berbangga-bangga dan bermegah-megahan yang melalaikan dari akhirat dan ketaatan. Wallahu a’lam bish shawab.

 

Penulis: Rifky Aulia

One thought on “Jangan Berlebihan Dalam Urusan Duniawi!

  1. Sedikit menambahkan …
    Al Baihaqi dalam kitab Syu’ab Al Iman meriwayatkan hadis berbunyi: حُبُّ الدُّنْيَا رَأْسُ كُلِّ خَطِيئَةٍ “Hubbuddunya ra’su kulli khathi’ah (cinta dunia adalah biang semua kesalahan).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *